Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur yang Asyik dan Menyenangkan

smpn2somagede Avatar

Oleh: Novi Septiantika

Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi guru maupun siswa. Mata pelajaran bahasa Indonesia dianggap pembelajaran yang membosankan dan penuh dengan teks. Salah satu topik yang kerap menimbulkan kebingungan yaitu kaidah kebahasaan dalam suatu teks. Yang mana dalam setiap teks memiliki kaidah kebahasaan yang berbeda, dan harus memahami dasar kebahasaan itu sendiri. Konsep yang sebenarnya sederhana namun sulit diaplikasikan bagi siswa yang belum memiliki pemahaman dasar tentang kaidah kebahasaan. Hal ini perlu ada parameter awal terkait pemahaman dasar murid tentang kaidah kebahasaan teks, khususnya teks prosedur.

Observasi di kelas menunjukkan bahwa kaidah kebahasaan banyak membuat murid bingung, terdiam, dan kurang aktif dalam pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut hari ini, penulis mencoba menggunakan sebuah strategi pembelajaran yang asyik dan menyenangkan dan sudah dipraktikkan di kelas IX B pada tanggal 7 Oktober 2025. Strategi yang dilakukan tidak hanya sekedar memberikan penjelasan satu arah dari guru ke siswa, melainkan menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses pencarian materi. Dari hal ini murid menemukan sendiri materi terkait kaidah kebahasaan dan mampu menemukan pembelajaran bermakna.

Langkah pertama dalam strategi ini adalah membagi murid ke dalam beberapa kelompok kecil yang masing-masing beranggotakan 6 sampai 7 orang. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen agar terdapat perpaduan antara murid yang lebih cepat memahami konsep dengan mereka yang mengalami kesulitan. Tujuannya, setiap kelompok bisa menjadi miniatur kelas yang saling melengkapi. Di dalam kelompok kecil anak-anak diberi pertanyaan pemantik terkait petunjuk melakukan sesuatu. Guru juga memberikan asesmen awal berupa 3 butir soal untuk melihat kemampuan awal murid.

Langkah kedua, setelah seluruh kelompok terbentuk murid menonton sebuah video yang ditayangkan di Youtube sebagai stimulus tentang bahasa yang digunakan dalam video tersebut. Murid saling berdiskusi dan mencari kaidah kebahasaan yang ada dalam sebuah teks prosedur. Murid saling mengisikan hasil temuannya di media tayang di depan kelas, dengan mengetikkan hasil temuan tentang kaidah kebahasaan secara utuh dan lengkap. Setelah itu, guru dan murid menyimpulkan kaidah kebahasaan yang ada dalam teks prosedur.

Langkah ketiga, setelah semua murid mengetahui tentang kaidah kebahasaan yang ada dalam teks prosedur. Guru melakukan ice breaking dengan bermain lempar bola kertas, murid yang mendapat bola tersebut menyebutkan kaidah kebahasaan atau konjungsi yang ia tahu. Suasana menjadi menyenangkan dan penuh semangat.

Langkah keempat, guru membagikan LKM (Lembar Kerja Murid). Guru menggunakan permainan Memori Run. Guru menempel sebuah teks prosedur untuk masing-masing kelompok di depan kelas. Murid dalam setiap kelompok maju ke depan untuk mendapatkan informasi dari teks yang ditempel dan dinfokan kepada anggota kelompok pencatat. Setiap anggota kelompok saling bergantian dan mengisi LKM yang tersedia. Melalui permainan ini semua murid menjadi aktif dan senang karena ingin menemukan informasi yang akan dibagikan ke kelompoknya masing-masing.

Langkah kelima yaitu murid mempresentasikan hasil kelompoknya dan kelompok lain saling menanggapi. Melalui kegiatan ini murid akan saling timbul pertanyaan dan ingin menyelaraskan jawaban dari hasil yang mereka peroleh. Dilanjut guru dan murid saling menyimpulkan hasil analisis kaidah kebahasaan yang ditemukan.

Langkah keenam, sebelum pempelajaran ditutup murid bermain Quiziz untuk mengetahui seberapa dalam murid memahami materi. Murid saling bersaing untuk mendapatkan hasil terbaik. Guru menayangkan hasil Quiziz di depan kelas dan memunculkan tiga terbaik. Murid menjadi merasa semangat dan tertantang. Murid terlihat semangat dan antusias untuk belajar tentang kaidah kebahasaan teks prosedur.

Dampak positif dari strategi ini sangat terasa. Tidak hanya pemahaman murid yang meningkat tentang kaidah kebahasaan teks prosedur, tetapi juga muncul inisiatif dari murid untuk belajar di pertemuan selanjutnya menggunakan permainan dan kuis-kuis yang menyenangkan seperti yang baru saja dilakukan. Mereka merasa yakin dan mampu memahami kaidah kebahasaan yang sebelumnya mereka anggap membosankan.

Kegembiraan terlihat ketika mereka dengan sukarela maju tanpa ditunjuk bahkan berebut untuk menyampaikan hasil presentasinya. Dari sini terlihat mereka cukup yakin dengan hasil analisisnya dan mereka cukup percaya diri untuk mempresentasikan hasil analisis tersebut.

Refleksi dari pengalaman ini menunjukkan bahwa metode permainan dan kuis membuat murid merasa senang dalam pembelajaran. Selain itu Model Discovery Learning juga semakin menambah keaktifan murid dalam mengikuti pembelajaran. Murid menjadi subjek atif dalam pembelajaran dan dapat menemukan materi yang akan dipelajari. Hal ini membuat Kesan yang baik untuk murid dan secara tidak langsung memberikan pembelajaran yang mendalam dan menyenangkan, maka pembelajaran bermakna dapat tercapai.

Kesimpulannya, strategi ini bukan hanya berhasil meningkatkan pemahaman tentang kaidah kebahasaan murid namun juga dapat meningkatkan antusiasme dan keinginan murid untuk megikuti pembelajaran. Murid merasa senang dan asyik ketika guru menyisipkan permainan dan kuis dalam pembelajaran. Jika setiap pembelajaran bahasa Indonesia dirancang dengan pendekatan yang melibatkan murid secara aktif, maka pembelajaran akan tercapai dan murid merasa senang dengan pembelajaran tersebut. Jika murid aktif dalam setiap pembelajaran maka tercapailah pembelajaran yang bermakna dan mendalam bagi murid.